FORESTS: NATURE AT YOUR SERVICE (Kualitas Kehidupan Manusia dan Kelestarian Ekosistem Hutan)

Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity dunia yang dilintasi garis khatulistiwa memiliki potensi besar terhadap keanekaragaman hayati, misalnya kekayaan ekosistem hutan. Hutan merupakan komponen penting bagi bumi dalam peranannya menjaga keseimbangan ekosistem dan melayani hampir semua kehidupan terutama bagi kepentingan umat manusia.

United Nations Environment Programme (UNEP) mencetuskan wacanaForests: Nature at Your Service sebagai salah satu upaya penting dalam pemeliharaan hutan yang memiliki fungsi untuk memberikan layanan bagi kehidupan yang memiliki nilai keberlanjutan dan menegaskan keterkaitan antara kualitas kehidupan manusia dan kelestarian ekosistem hutan dalam menyongsong Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni. International Year of Forests yang dideklarasikan oleh PBB menegaskan bahwa hutan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan berkelanjutan, pemberantasan kemiskinan dan juga dalam pencapaian tujuan MDGs (Millennium Development Goals).

“Hutan Penyangga Kehidupan” merupakan Tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011 yang memiliki makna utama bahwa esensi hutan adalah sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan semua makhluk hidup lain di dunia. Fungsi tersebut dapat tercapai apabila kelestarian hutan tetap terjaga. Mengingat banyaknya pembalakan liar yang terjadi belakangan ini sehingga berdampak pada kerusakan hutan sekitar 1,1 juta hektar per tahun sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun di Indonesia, maka kondisi ini berpotensi besar memicu terjadinya kerusakan lingkungan dan hampir seluruhnya menjadi bencana di berbagai pelosok negeri. Banjir dan longsor yang menyebabkan kerugian ekonomi hingga merenggut jiwa manusia adalah salah satu akibat dari kerusakan hutan yang menjadi faktor dominan pengurangan nilai dan fungsi hutan yang seharusnya dapat memberikan layanan bagi kehidupan seperti menata siklus air, tempat beradanya keanekaragaman hayati.

Sudah seharusnya ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi secara optimal dimana seluruh aktivitas pembangunan, khususnya yang terkait dengan hutan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung dan daya tampungnya. Hal semacam ini bertujuan untuk meminimalisir kerusakan hutan dan perubahan fungsi lahan karena perilaku manusia yang menyimpang seperti mengadakan kegiatan industri pertambangan tanpa memperhatikan aspek lingkungan, illegal logging, konversi lahan untuk pemukiman dan perkebunan serta yang tidak kalah seriusnya adalah kebakaran hutan secara disengaja. Apabila perilaku demikian dibiarkan begitu saja, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi bencana besar (catastrophe). Oleh sebab itu, untuk menjaga kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya dimana termasuk di dalamnya adalah ekosistem tempat berpijak flora dan fauna, maka gerakan pemeliharaan hutan adalah hak dan kewajiban bersama. Upaya-upaya pencegahan dan rehabilitasi hutan harus terus ditingkatkan dan melibatkan semua komponen bangsa. Dalam pidatonya, Menteri Negara Lingkungan Hidup juga mengatakan bahwa kita harus selalu sigap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang akan datang, kebijakan jeda tebang (moratorium) tetap perlu dikembangkan dan diatur secara seimbang, konversi lahan harus melihat aspek tata ruang yang melalui kajian hidup strategis dan hal yang terpenting adalah melanjutkan dan mengembangkan upaya penanaman dan pemeliharaan pohon dengan gerakan 1 milyar pohon yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia. Selain itu, pemikiran dan dan kebijakan yang melihat hutan sebagai sumber daya kehidupan diluar kayu (Beyond Timber) perlu dikembangkan.

Momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan sebuah sarana untuk menerapkan berbagai paradigma kondusif tersebut dalam rangka memposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.